Banyak faktor yang membuat suami tidak bisa memuaskan dalam berhubungan seksual. Apalagi dibanding pria, perempuan butuh waktu lebih lama untuk bergairah dan terangsang hasratnya. Biasanya butuh waktu 20-30 menit sampai siap menerima penetrasi dan orgasme.
Artinya, ditegaskan seksologi Dr. Boy Abidin SpOG, dalam berhubungan intim sebaikny jangan tancap gas, tetapi diawali denga foreplay alias pemanasan. Sepatkan waktu 20-30 menit untuk foreplay sebelum melakukan penetrasi.
Artinya, ditegaskan seksologi Dr. Boy Abidin SpOG, dalam berhubungan intim sebaikny jangan tancap gas, tetapi diawali denga foreplay alias pemanasan. Sepatkan waktu 20-30 menit untuk foreplay sebelum melakukan penetrasi.
Sayangnya, banyak pria yang melewatkan momen tersebut. Entah karena capek, malas, atau mungkin sifatnya maunya langsung “Tancap Gas” dan selesai. Ditambah ada sifat laki-laki yagn menganggap bila ia puas, istri pasti juga puas. “Inilah yang menyebabkan irama antara suami dan istri tidak sama. Imbasnya, istri merasa tidak puas ketika melakukan hubungan intim dengan suaminya,” ujar Dr. Boy.
Kaum perempuan sangat membutuhkan foreplay sebagai jalan untuk mengolah emosi. Selain itu, foreplay membantu mengeluarkan cairan perempuan yang akan memudahkan penetrasi. Karena itu, komunikasi yang disebut sebelumnya, perlu diterapkan. Istri harus berani terbuka dan minta sang suami tidak buru-buru. Agar kesempatan berikutnya, suami bisa mengikuti irama istrinya.
Boy mengatakan, tingkat kepuasan sebenarnya bersifat relatif dan tergantung masing-masing individu. Faktor panca indera, apakah itu sentuhan, rabaan atau penciuman, turut menentukan ketutusan atau ketidakpuasan dalam hubungan seksual. Semua itu memang tergantung kebutuhan dan tuntutan tiap individu, namun pada hakikatnya sama, yaitu mendapatkan kepuasan.
Bila toh memerlukan alat bantu seperti vibrator, Boy mengatakan tidak melarangnya selama kedua belah bihak menikmati. “Karena masalah tiap pasangan berbeda. Mungkin ada yang masalahnya gaya bercinta yang mononton, sehingga memerlukan alat bantu. Tapi jika salah satu pihak tidak berkenan hal itu tidak bisa dipaksakan,” jelasnya.
Intinya, penggunaan alat bantu saat bercinta sah-sah saja selama tidak menyakiti, melukai atau mengarah ke sadisme. “Kadang salah satu pihak memaksa, tapi pasangannya tidak menikmati. Yang tercapai bukan puas tapi malah kecewa. Pasangan juga merasa tambah down dan tidak ada kepercayaan diri,” kata Boy menjelaskan
Penggunaan alat seperti vibrator sebenarnya hanya bagian variasi untuk mencapai kepuasan seksual. Variasi lain bisa dilakukan misalnya dengan berganti tempat. Kalau biasanya bercinta di rumah sendiri, sekarang ganti dilakukan di hotel atau mungkin pergi ke luar kota. “Namanya orang, ada jenuhnya. Asal jangan mencari orang lain untuk mendapatkan kepuasan seksual,” pungkas Boy.
Tidak ada komentar:
Write komentar